
Kisah Hidup Arlott LONE LANCER Hero Dari Mobile Legend – Sejak kecil, Arlott tidak memiliki hubungan yang baik dengan para manusia karena penampilan setengah iblisnya. Mereka bahkan merendahkan ibu Arlott, mengatakan ibunya cukup hina karena membesarkan anak sepertinya. Faktanya, Arlott bahkan tidak mengenal dan tidak mengetahui siapa ibu dan ayahnya. Sejauh yang dia ingat, dia hanya menghabiskan waktunya untuk berkelana dari satu tempat ke tempat lain karena para manusia selalu memburunya. Saat tiba di Barren Lands, Arlott diterima oleh sekelompok iblis. Dia menghabiskan masa kecilnya untuk berlatih dan bertarung bersama para iblis lainnya.
Arlott memilih sepasang tombak untuk menjadi senjatanya. Pertarungan merupakan pekerjaannya dan juga alasan mengapa dia tetap bertahan hidup. Ketika Alice tiba di Barren Lands untuk mencari pasukan iblis, dia memilih Arlott sebagai kapten karena keberaniannya. Pasukan Arlott berhasil menyerang Lumina City, meski begitu dia menyadari bahwa ajalnya sudah dekat karena serangan sihir. Arlott masih ingat rasa sakit itu di sekujur tubuhnya. Dengan sekuat tenaga ia mencoba mencari rekannya. Sampai dia menyadari bahwa tubuhnya telah ditusuk oleh rekan iblisnya sendiri. Arlott sudah dikhianati dua kali, pertama oleh manusia, dan kedua oleh iblis.
Kisah Hidup Arlott LONE LANCER Hero Dari Mobile Legend
Arlott yang sudah tak berdaya kemudian diselamatkan oleh gadis muda bernama Mila. Mila membawa Arlott dengan gerobaknya untuk dirawat di toko rotinya (rumahnya juga). Arlott koma selama 3 hari 3 malam. Saat dia terbangun, Mila menawarkan roti kepadanya. Tapi Arlott menepis rotinya hingga terjatuh. Mila kemudian mengambil dan memakan setengahnya, lalu mencoba memberikannya lagi pada Arlott. Melihat senyum Mila, dia bingung bagaimana meresponnya. Awalnya Arlott bersiap-siap untuk pergi lagi, namun Mila mencegatnya agar tetap tinggal hingga ia sembuh total. Lagipupa tidak ada lagi tempat baginya di Lumina City. Sehingga Arlott memutuskan untuk tetap tinggal.
Setelah lama tinggal di rumah Mila, Arlott mengizinkannya untuk mengganti perbannya. Selain membantu pekerjaan rumah, Arlott juga belajar cara membaca dan menulis. Mila termasuk seorang yang taat, jadi Arlott yang akan menjaga toko rotinya saat Mila ke Gereja. Arlott tiba-tiba mendengar suara tangisan Mila. Arlott lansung menyerang para iblis yang mencegat Mila dan langsung membawanya kembali ke toko rotinya. Setibanya di sana, Mila memberikan Arlott kalung yang selalu dipakainya. Ia mengenakannya ke leher Arlott, dan membuat janji dengannya “Arlott, ayo berjanji bahwa kita akan melindungi semua orang”
Mendengar perkataan Mila, salah satu tombaknya mulai memancarkan cahaya hangat. Sejak itu Arlott menyadari mengapa sihir pada saat penyerangan itu tidak membunuhnya. Entah bagaimana, Church of Light mengetahui bahwa Mila menyembunyikan Arlott di rumahnya. Karena dianggap sebagai pengkhianat, mereka mengeksekusi mati Mila.
Para anak-anak yang mengetahui itu segera memberitahukannya kepada Arlott. Saat ia tiba di Church of Light, yang ia lihat hanyalah tubuh Mila yang sudah tidak bernyawa. Arlott mengangkat tubuh Mila dan meletakkannya di Altar Gereja. Beberapa kesatria Gereja menahan Arlott. Mereka menatap Mila dengan hina dan merendahkannya. Arlott dipenuhi amarah, melebihi amarahnya saat dikhianati oleh iblis. Dia memegang tombaknya dan menghabisi semua kesatria Gereka. Pandangannya mulai memerah dan dalam pandangannya itu ada sebuah titik putih, Mila.
Arlott membawa tubuh Mila, dan makin banyak kesatria yang mencegatnya. Dia mengalahkan semua kesatria hingga baju zirahnya bersimbah darah. Namun tubuh Mila tidak ternodai sedikitpun di pelukannya. Pada akhirnya, Arlott bukan iblis maupun manusia. Dia bukan siapa-siapa, karena sosok yang paling ingin dia lindungi telah terbujur kaku di hadapannya. Arlott membawa peti mati Mila dengan gerobak dan tiba di tiga perismpangan. Jalan Utara mengarah ke Lumina City, dan jalan Selatan mengarah ke Barren Lands. Arlott memilih jalan ketiga, yang mengarahkannya ke hutan dengan danau. Suatu hari, Arlott merayakan ulang tahun Mila di hutan itu. Arlott dan Mila telah berjanji akan selalu merayakannya setiap tahun. Di sini adalah tempat peristirahatan terakhirnya, dan tidak akan ada yang mengganggunya. Arlott menyalakan api unggun dan bersandar di peti mati Mila sambil membersihkan tombaknya. Bintang-bintang di malam itu juga bersinar dengan cerah. Jika Mila masih hidup, dia pasti akan menghabiskan waktunya melihat bintang-bintang. Arlott mengenggam kalungnya dan membuka peti mati Mila dengan perlahan.